Rabu, 06 April 2011

Pondok Hijau

DARUL IMAN BERSAHABAT DENGAN ALAM

 
Lokasi Pondok Pesantren Terpadu Darul Iman (PPTDI) yang berada di alam pedesaan berudara segar, adalah berkah tersendiri bagi para santri. Kami mensyukuri ini sebagai suatu potensi yang amat berharga.

Gedung-gedung pondok, mengelilingi lapangan luas nan hijau, diselingi pepohonan yang rindang. Di lapangan ini, setiap usai Ashar para santri bermain bola. Kadang tak peduli hujan. Setiap Kamis siang, para santri berlatih Pramuka. Setiap Rabu sore, mereka berlatih bela diri. Dan di lapangan hijau ini pula, sesekali mereka babacakan, makan bersama sambil duduk lesehan.

Tak jarang pula, para ustad/ustadzah menggelar kegiatan belajarnya di lapangan ini, yakni di bawah rindangnya pepohonan. Para santri duduk melingkari guru, beralaskan rumput hijau yang menghampar. Hijaunya rumput nampak kontras dengan seragam santri yang putih-putih.

Indahnya alam pedesaan, kami jadikan salah satu instrumen pendukung keberhasilan dan kenyamanan pembelajaran.

Setiap Jumat usai Subuh, para santri melakukan Cross Country, berlari pagi menelusuri jalan desa, menembus perkampungan dan di sela-sela pesawahan. Biarkanlah mereka mengenal masyarakat sekitar pondok. Dengan berjalan melewati pesawahan, menyeberangi sungai atau sesekali menembus hutan, kita harapkan para santri semakin bersahabat dengan alam.

Banyak wali santri dari kota yang mengaku senang anaknya belajar di alam desa seperti di Darul Iman. Putera-puteri yang dulu dilahirkan dan dibesarkan di tengah hiruk pikuk metropolitan, kini melewatkan masa remajanya dengan belajar agama, di tengah alam desa yang berudara sejuk, jauh dari polusi dan kebisingan. 

Salam dari Darul Iman

Selasa, 05 April 2011

DIMB 2010

DARUL IMAN MENCARI BAKAT (DIMB) 2010

Aula Babussalam menjadi saksi bisu ketika ratusan pasang mata tak henti memancarkan kekaguman, selama acara Darul Iman Mencari Bakat (DIMB) 2010  berlangsung, Kamis (11/11) lalu. Yakni ketika Kamis malam itu, DIMB 2010 memasuki tahap kedua. Ketika sebelas atraksi seni ditampilkan perwakilan para santri kelas 1, 2 dan 3. Dan ketika panggug dihias rapi dengan paduan dekorasi warna-warni, disorot lampu hias yang semarak.

Pendekar Mabuk dan Pendekar Banten
Tiga orang dewan juri duduk di kursi terdepan. Ustadz Dede Ahmad Permana, Ustadzah Eri Rosiana, dan ukhti Bella Ayu Agustina (OSDI). Para santri dan dewan asatidz/h duduk rapi, memadati aula seukuran dua ruang kelas itu. Selama 3,5 jam acara berlangsung, mereka tak beranjak dari tempat duduk, seolah terhipnotis oleh ragam atraksi memukau para 'artis' DIMB 2010.

Mereka terpana ketika Munjid Sihab, santri kelas 3 B asal Cibaliung yang dalam kesehariannya nampak kalem, lembut dan sering sakit-sakitan, tiba-tiba malam itu menampilkan kepiawaiannya memainkan tongkat 2 meter yang kedua ujungnya terbakar api. Munjid memutar-mutar tongkat itu dengan satu tangannya ; atas-bawah, kiri-kanan dan depan-belakang. Munjid nampak begitu kalem dan tanpa ragu sedikit pun, meski sejumlah penonton nampak khawatir dan ragu. 

Hadirin tak henti bertepuk tangan, terlebih ketika Munjid meniru gaya Drunken Master (Pendekar Mabuk); menampilkan jurus-jurus kung fu dengan kelenturan tubuh yang nampak sangat terlatih.

Senada dengan Munjid, Irnawati - santriwati kelas 2 asal Kadupandak- menampilkan atraksi pencak silat, diiringi lagu dari kaset. Paduan seragam ala pendekar Banten ; stelan hitam-hitam dan ikat kepala merah putih, membuat gadis mungil itu nampak seperti pendekar sungguhan. Gerakan-gerakan tubuhnya yang tegas dan lurus, serta hentakan kaki dan sesekali teriakannya, "ciaaa..tt...!", berkali-kali mengundang tepukan tangan meriah para hadirin.

"Saya baru tau malam ini bahwa Munjid dan Irnawati memiliki keahlian bela diri yang sangat memukau", tutur ust Dede, salah seorang dewan juri.

Good Job...!
Sembilan penampilan lainnya, juga tak kalah kren. Ikhsan, santri kelas 2 asal Ciruas Serang, menarik perhatian hadirin dengan tarian ala Brandon di Indonesia Mencari Bakat (IMB) yang populer di sebuah TV swasta itu. Tubuh mungil Ikhsan  begitu lincah, lentur dan atraktif, mengikuti musik pengiring aksinya.

Sedangkan Neneng Maya dari 3 B, mengandalkan kekuatan talenta pada vokalnya yang mampu menembus nada dengan oktaf tinggi. Paduan busana yang sangat feminim, lagu Melayu dengan lengkingan suara yang tinggi dan mendayu-dayu, membuat Maya pada malam itu diibaratkan sebagian hadirin sebagai Siti Nurhaliza.

Di kalangan santri Darul Iman saat ini, Maya memang dikenal sebagai salah seorang vokalis kasidah Darul Iman yang memiliki jam terbang tinggi.

Saat memberikan komentar, Bella - salah seorang dewan juri - tak ragu mengucapkan, "Good Job, I Like It..!", meniru gaya seorang artis juri IMB di TV. Hadirin pun tepuk tangan meriah.

Grup Kren
Selain atraksi-atraksi individu, ada juga beberapa penampilan kelompok alias grup. Tim Ever G menampilkan drama berbahasa Inggris, The Beautiful menyuguhkan nasyid, Tim Ketoprak memperagakan tarian unik ala Rumingkang di IMB, serta The Lasting Ever menampilkan kreasi musik dengan alat-alat sederhana.

Mereka juga mendapat sambutan hangat dari hadirin. Terutama The lasting Ever yang beranggotakan 7 santri putera, mereka tampil dengan gaya antik serta membawakan dua lagu daerah : "Bubuy Bulan" dan "Karatagan Pahlawan". Paduan ukulele, tamtam, bambu, kecrek dan gaya vokalis yang culun, membuat tim ini mampu mencuri perhatian hadirin malam itu.

Penampilan grup ini, mengingatkan kita pada tim Klantink asal Surabaya yang memenangkan IMB di TV itu.

Epilog
Ya, itulah sekelumit cerita dari arena DIMB 2010 tahap II. Insya Allah pada Kamis (18/11) nanti, grand final akan digelar, menampilkan 5 suguhan terbaik. Mohon doa, semoga acara final berlangsung lancar.Bagi alumni yang berkenan datang, kami nantikan dengan tangan terbuka dan sambutan hangat.

DIMB hanya satu di antara 'ijtihad-ijtihad kreatif'  yang dilakukan oleh pengelola Ponpes Darul Iman - selain King and Queen of Language, Musabaqah Lughawiyah wa Fanniyyah, Bulletin Gema Imani, Lomba Karya Tulis Santri, Pelatihan Jurnalistik dan  ragam kreatifitas lainnya -  dalam rangka mendorong dan menyalurkan bakat-bakat positif para santri pada zaman yang serba kompetitif ini.

Salam dari Darul Iman

Senin, 04 April 2011

KQL 2011

LIKU-LIKU MENJADI RATU

Eka Agustiarawati, 17 tahun, tak bisa menyembunyikan kegugupannya saat berdiri atas panggung. Disaksikan ratusan pasang mata, jantungnya berdebar-debar, menanti pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan enam orang Dewan Juri yang duduk di barisan paling depan.

“Takallami ‘anil Qissoh al Mustafadah min Surat al Fil !”, seru Ustad Ali Rusmanto, S.Pd.I, salah seorang dewan juri Bahasa Arab. Sesaat Eka tertegun. Kemudian ia mencoba menjawab, “Ja al Junud min Yaman…..dst”. Ia terus nyerocos, mengisahkan kedatangan Raja Abrahah dari Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah. Dengan bahasa Arab, tentu. Sesekali tertegun, memikirkan mufradat yang sesuai. Sementara kawan-kawan sekelasnya tak bosan meneriakkan beragam yel-yel dan tepuk tangan dukungan.
                                                                                * * *
Tanya jawab tentang wawasan keagamaan seperti di atas, hanyalah satu di antara tujuh tahap ujian yang harus dilalui oleh seorang kandidat Raja dan Ratu Bahasa dalam kontes King and Queen of Language (KQL) 2011 di Darul Iman, Selasa (15/2) lalu. Di antara tahapan lainnya adalah Wawancara, Pidato, Menyanyi dan Bakat. Semuanya disampaikan dengan dua bahasa ; Arab dan Inggris.

Wawancara (Interview) berisi kegiatan tanya jawab seputar identitas diri sang peserta. Ketika seorang peserta menuliskan makanan favoritnya “nasi goreng” misalnya, maka bisa saja penguji bertanya, “Tell us how you cook it”. Maka sang peserta kontes pun harus menjelaskan cara-cara memasak nasgor, diawali dengan menyebutkan bahan-bahan dan bumbunya. Semuanya tentu berbahasa Inggris atau Arab, tergantung sesi yang sedang berlangsung.

Tahapan berikutnya adalah Pidato (Arabic and English Speech). Pada sesi ini, para peserta dipersilahkan mengambil tema-tema pidatonya yang ditulis pada kertas-kertas kecil yang digulung. Kepintaran, keluasan wawasan dan kemampuan berbahasa - selain intonasi dan gaya - jelas sangat dituntut pada sesi ini, karena para peserta harus dapat berbicara di depan public dengan tema dadakan. Berbahasa asing pula.

Dan pada sesi menyanyi, para peserta harus melantunkan dua buah lagu ; satu berbahasa Arab, satu lagi berbahasa Inggris. Diirngi music karaoke. Kemampuan melafalkan (pronounciation) benar-benar diuji dalam sesi ini.
                                                                                     * * *
Begitulah, beberapa tahapan yang harus dilewati oleh seorang kandidat Raja dan Ratu Bahasa di Darul Iman, dalam kontes KQL. Cukup berat dan berliku, serta persaingan yang sangat ketat. Maklum, pesertanya adalah enam siswa/I terbaik dari tiga kelas di Madrasah Aliyah. Guna mendukung wakilnya menuju “singgasana” raja/ratu, kawan-kawan sekelasnya menyiapkan yel-yel dukungan yang variatif. Tentu saja meriah. Tak heran jika acara tahunan yang diadakan sejak 2008 ini selalu dinanti para santri. 

Minggu, 03 April 2011

Pelatihan Motivasi

SANTRI IKUT PELATIHAN MOTIVASI

Acara training motivasi bertema “The Power of Dream” yang digelar Organisasi Santri Darul Iman (OSDI) pada hari Sabtu (02/04) di Aula Babussalam menyisakan kesan yang sangat mendalam di kalangan para santri. “Saya seolah disadarkan kembali tentang hakikat keberadaan saya di pondok ini. Bahwa saya di sini mengemban amanah dan harapan yang sangat besar dari orang tua”, tutur Imam Samanda, santri kelas 3 Aliyah asal Bekasi. Farhan, santri kelas 2 Aliyah yang juga ketua OSDI, mengaku mendapat inspirasi tentang bagaimana merancang masa depan. Sedangkan Yani Eryani, rekan sekelas Imam, merasa mendapatkan kesadaran baru tentang bagaimana menghargai jasa-jasa orang tua dalam kehidupan. “Usai acara itu, saya ingin segera memeluk Mama, meminta maaf dan memohon doa tulusnya”, tutur Yani dengan mata berkaca-kaca.

Khidmat, mantap dan penuh haru. Begitulah kira-kira gambaran acara kemaren itu. Selama acara berlangsung (pukul 09.30-12.15 WIB), sekitar 60 santri Aliyah duduk tak beranjak dari tempat duduk. Didukung perangkat audio visual (sound system dan infocus) yang memadai, penyampaian materi terasa optimal dan mantap. Hingga Abdurrahman el Hafidz, sang trainer sekaligus pendiri Zero Training Indonesia, berhasil ‘menghipnotis’ mereka dengan berbagai dialog dan wawasan tentang motivasi yang menggugah, diakhiri dengan renungan muhasabah yang mengharukan. Tangisan para peserta pun pecah tak tertahankan, menambah suasana aula semakin mengharu-biru.

The Power of Dream, tema yang sengaja dipilih oleh sang trainer, guna mengajak para santri menatap masa depan masing-masing. Diawali dengan pemaparan kisah-kisah sukses sejumlah orang, dilanjutkan dengan pemetaan masa depan (Life Mapping : Menyusun Proposal Hidup). Dalam konsep Life Mapping itulah, trainer memandu para santri dalam menyusun langkah-langkah menuju sukses, yang diawali dengan tahapan mengucapkan cita-cita, menuliskannya lalu menyusun langkah-langkah guna mewujudkannya.  

Inovasi
Pada sambutan penutup acara, Ust H Dede Ahmad Permana selaku Pembina OSDI menegaskan bahwa acara-acara training motivasi seperti ini hanyalah sebuah upaya inovatif dalam rangka menggairahkan kembali semangat belajar santri yang kadang naik turun. “Mudah-mudahan tiga jam yang baru saja kita lalui bersama Ust Abdurrahman, menjadi titik tolak menuju sukses yang akan diraih para santri dalam 3 tahun ke depan, 30 tahun yang akan datang, atau bahkan lebih jauh dari itu”, tutur Ust Dede yang juga sahabat baik Abdurrahman, sang trainer.

Acara training motivasi seperti ini sebenarnya bukan kali pertama yang digelar di Darul Iman. Dalam 2 tahun terakhir ini, setidaknya ada 3 acara serupa. Dua di antaranya menghadirkan trainer Muhammad Abdul Latif (dari Tazkia, Jakarta), dan satu lagi Imam Malik MA, dari Sampoerna Foundation, Jakarta. Hanya saja, acara bersama Ust Latif dan Mas Imam lebih bersifat informal dan santai, karena keduanya datang ke pondok dalam rangka bersantai (weekend) atas undangan Ust Dede. Salam dari Darul Iman