Senin, 04 April 2011

KQL 2011

LIKU-LIKU MENJADI RATU

Eka Agustiarawati, 17 tahun, tak bisa menyembunyikan kegugupannya saat berdiri atas panggung. Disaksikan ratusan pasang mata, jantungnya berdebar-debar, menanti pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan enam orang Dewan Juri yang duduk di barisan paling depan.

“Takallami ‘anil Qissoh al Mustafadah min Surat al Fil !”, seru Ustad Ali Rusmanto, S.Pd.I, salah seorang dewan juri Bahasa Arab. Sesaat Eka tertegun. Kemudian ia mencoba menjawab, “Ja al Junud min Yaman…..dst”. Ia terus nyerocos, mengisahkan kedatangan Raja Abrahah dari Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah. Dengan bahasa Arab, tentu. Sesekali tertegun, memikirkan mufradat yang sesuai. Sementara kawan-kawan sekelasnya tak bosan meneriakkan beragam yel-yel dan tepuk tangan dukungan.
                                                                                * * *
Tanya jawab tentang wawasan keagamaan seperti di atas, hanyalah satu di antara tujuh tahap ujian yang harus dilalui oleh seorang kandidat Raja dan Ratu Bahasa dalam kontes King and Queen of Language (KQL) 2011 di Darul Iman, Selasa (15/2) lalu. Di antara tahapan lainnya adalah Wawancara, Pidato, Menyanyi dan Bakat. Semuanya disampaikan dengan dua bahasa ; Arab dan Inggris.

Wawancara (Interview) berisi kegiatan tanya jawab seputar identitas diri sang peserta. Ketika seorang peserta menuliskan makanan favoritnya “nasi goreng” misalnya, maka bisa saja penguji bertanya, “Tell us how you cook it”. Maka sang peserta kontes pun harus menjelaskan cara-cara memasak nasgor, diawali dengan menyebutkan bahan-bahan dan bumbunya. Semuanya tentu berbahasa Inggris atau Arab, tergantung sesi yang sedang berlangsung.

Tahapan berikutnya adalah Pidato (Arabic and English Speech). Pada sesi ini, para peserta dipersilahkan mengambil tema-tema pidatonya yang ditulis pada kertas-kertas kecil yang digulung. Kepintaran, keluasan wawasan dan kemampuan berbahasa - selain intonasi dan gaya - jelas sangat dituntut pada sesi ini, karena para peserta harus dapat berbicara di depan public dengan tema dadakan. Berbahasa asing pula.

Dan pada sesi menyanyi, para peserta harus melantunkan dua buah lagu ; satu berbahasa Arab, satu lagi berbahasa Inggris. Diirngi music karaoke. Kemampuan melafalkan (pronounciation) benar-benar diuji dalam sesi ini.
                                                                                     * * *
Begitulah, beberapa tahapan yang harus dilewati oleh seorang kandidat Raja dan Ratu Bahasa di Darul Iman, dalam kontes KQL. Cukup berat dan berliku, serta persaingan yang sangat ketat. Maklum, pesertanya adalah enam siswa/I terbaik dari tiga kelas di Madrasah Aliyah. Guna mendukung wakilnya menuju “singgasana” raja/ratu, kawan-kawan sekelasnya menyiapkan yel-yel dukungan yang variatif. Tentu saja meriah. Tak heran jika acara tahunan yang diadakan sejak 2008 ini selalu dinanti para santri. 

1 komentar: