Jumat, 27 April 2012

Jodoh di Pesantren

Mereka Bertemu Jodoh di Darul Iman
 

Abdul Gofur dan Ayoh Febriyanti yang baru saja melangsungkan pernikahan beberapa hari lalu, hanyalah satu di antara sekian puluh pasangan suami isteri yang sama-sama alumni – atau setidaknya pernah menjadi santri – Darul Iman. Siapa saja yang lainnya? Berikut ulasannya.

Sekitar tahun 1996 atau 1997, Sony Tulung, presenter acara Kuis Famili 100 di salah satu stasiun TV swasta, bertanya kepada para peserta kuis, “Di mana orang biasa bertemu jodoh?” Para peserta pun berlomba menjawab dengan jawaban yang variatif. Dan ternyata, jawaban dengan rating tertinggi adalah “di kampus atau sekolahan”.

Ya, survey membuktikan bahwa kampus atau sekolahan terbukti menjadi sebuah tempat pertemuan jodoh yang paling efektif. Satu bukti sederhana, adalah lembaga pendidikan kita tercinta, Pondok Pesantren Terpadu Darul Iman. Tak kurang dari 20 pasangan suami isteri yang ada saat ini, adalah mereka yang sama-sama pernah mengecap pendidikan di pesantren yang berdiri pada tahun 1991 ini. (Selengkapnya dapat dilihat di table)

Di antara mereka, ada yang memang sudah saling mengenal sejak masih di pondok, karena sama-sama aktif di organisasi atau karena memang satu kelas. Kemudian perkenalan itu terus dilanjutkan hingga setelah lulus, dan berakhir di pelaminan. Ini terjadi pada sebagian besar pasangan. Ada lagi pasangan yang justru dekat ketika sama-sama telah lulus dari Darul Iman. Saat di pondok, keduanya hanya kenal atau berteman biasa. Begitu lulus, komunikasi di antara mereka mulai terbangun secara intensive dan special

Tetapi yang unik, ada pasangan yang saat di pondok, keduanya mengaku sama-sama tidak saling mengenal, karena jarak angkatan yang jauh. Ayoh dan Gofur mewakili kelompok ini. “Saat di pondok, saya tidak kenal dia, dan dia tidak kenal saya”, kenang Gofur, beberapa hari sebelum pernikahan berlangsung. Ayoh pun mengiyakan. Kok bisa? “Waktu itu, saya kelas VI, sedangkan Ayoh kelas I”, tutur Gofur yang lulus dari Darul Iman pada tahun 2000. Bisa jadi, kala itu Gofur konsentrasi penuh pada ujian akhir, sedangkan Ayoh yang baru masuk, sibuk dengan masa adaptasi di lingkungan pesantren. Praktis, di antara keduanya tidak ada komunikasi.

Santri-Guru  
Perjodohan yang terjalin dari Darul Iman, tak hanya sesame santri. Ada juga dari kalangan guru yang menikah dengan santri, guru dengan guru, dan bahkan santri dengan wali santri.

Di antara pasangan guru dengan santri adalah Ust Abdurrosyad dengan Euis Hermawati, Usth Uus dengan Fathurrahman, dan Ust Munif dengan Ani Mukarimah. Pasangan guru dengan guru adalah Ust Ahmad Mujani dengan Usth Maesaroh.

Santri menikah dengan santri, guru menikah dengan santri, atau santri menikah dengan guru, barangkali termasuk hal yang lumrah terjadi. Yang jarang terjadi adalah santri menikah dengan orangtua temannya sendiri. Seperti yang dialami oleh Rohimah, santriwati asal Lampung yang menikah dengan H Encep, yang tak lain adalah ayah Nurlela, kawan sekelas Rohimah di Darul Iman. Dengan demikian, Rohimah tak lagi sekedar sahabat bagi Nurlela, tetapi kini merangkap sebagai ibu.

Urusan jodoh memang benar-benar rahasia ilahi. Hari ini teman sekelas, bisa jadi esok lusa menjadi teman hidup. Seperti yang telah terjadi pada puluhan pasangan alumni Darul Iman. Siapa lagi yang akan menyusul ?

Tabel Data Pasangan Suami Isteri*

No   Suami / Angkatan       Isteri / Angkatan
1      Abdul Gofur (IV)             Ayoh Febriyanti (X)
2      Ahmad Juhaedi (X)          Atria Sunengsih (X)
3      Munajat (VIII)                Kiki Zakia (VII)
4      Anugerah Sejati (V)        Dina (V)
5      Agung Rahadian (I)        Nina Maryana (II)
6      Encuk Sudarma (I)          Yanti (II)
7      Ust Dedi Wijaya              Ade Eka Safitri (III)
8      Fahrudin (II)                  Titin Sumarni (II)
9      Nurhasan (I)                  Imas Masnah (V)
10    Fathurrahman (I)            Usth Uus
11    Maulana Sodik (IV)          Usth Eha
12    Ust Abdurrosyad            Euis Hermawati (II)
13    Ust Munif                       Ani Mukarimah (2)
14    Jaka (V)                        Malul Hayat (V)
15    Ust Ahmad Mujani          Usth Maesaroh
16    Nurhadiansyah (IV)        Yuli Kurniawati (II)
17    Hasanudin (VI)               Santi (X)
18    Heri (XI)                        Citra (XII)
19    Ryan Ruhyat                 Neni
20    H Encep (Wali Santri)      Rohimah (I)

* Sumber data : wawancara dengan Ibu Dra Maesaroh, Kep MA Darul Iman. 

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. jka orang luar pesantren seperti saya ( saya dijakarta), bsa ga ya cri jodoh di pondok pesantren ni ? mohon jawaban akhi ukhti send ke : sehyoyada@yahoo.com

    BalasHapus